Pages

Jumat, 05 Juni 2015

Karya Sastra


Persahabatan Putih-Merah
Karya : Yuni Yusnia

            Pagi itu pagi yang cerah. Kuawali dengan senyuman dan sedikit sarapan sebelum Aku berangkat ke sekolah. Pukul menunjukan 06.30 saat Aku tiba di sekolah. Koridor yang belum terlalu ramai karena bel sekolah masih sekitar setengah jam untuk berbunyi menandakan kelas belum segera dimulai. Aku berjalan menuju kelas yang berada di lantai dua. Tepat di sebelah kiri tangga yang Aku lewati. Kelas pun masih sepi. Hanya segelintir murid yang sedang duduk di kursinya atau sekadar menulis-nulis di papan tulis. Aku beranjak menuju kursiku yang ada di baris ke empat lalu duduk dan mengeluarkan buku pelajaran sekadar untuk menemaniku di kelas. Beberapa belas menit kemudian, sudah banyak murid-murid kelas V A memasuki kelas. Termasuk Alvi, Afifah, dan Sarah yang akhir-akhir ini dekat denganku. Sedikit berbincang-bincang dengan teman-temanku sebelum bel masuk berbunyi dan guru memasuki ruang kelas. Diawali dengan do’a, kamipun mulai belajar. Aku lupa pelajaran hari itu, namun kurasa kami belajar dengan sangat serius namun menyenangkan. Kami bertanya-tanya tentang apa yang belum dipahami atau berdiskusi dengan guru kami. 

         Sudah 2 pelajaran berlalu, dan bel istirahat mulai berbunyi. Aku memasukkan kembali buku-buku pelajaran ke dalam tas lalu beranjak menuju kantin. Kami terbiasa mengantri untuk membeli jajan. Setelah itu, kami kembali ke lantai atas menuju kelas. Saat itu Aku sedang bersama dengan Alvi, Afifah, dan Sarah. Entahlah, kami selalu berempat akhir-akhir ini. Biar kudeskripsikan. Alvi adalah cewek yang sedikit bergaya saat datang ke sekolah. Ia memiliki style-nya sendiri yang bisa dibilang beda dengan teman-temannya yang lain. Afifah si periang yang pandai berbicara. Ia selalu mendapatkan topik untuk dibicarakan dan terkadang bisa bersifat kekanak-kanakkan. Sarah si pendiam yang pintar. Ia memang cenderung pendiam dan malu-malu. Namun, Ia sangat pintar dan hampir selalu mendapatkan rangking 1 di kelas. Aku, kurasa Aku tidak perlu mendeskripsikannya. 

          Singkat cerita, kami sedang berada di dekat tangga seraya menghabiskan jajan yang telah kami beli. “Eh, kok kita berempat terus sih?” ucap Alvi yang kala itu sedang menyantap makaroni sausnya. “Iya ya. Kenapa kita enggak jadi sahabatan aja?” celetuk Afifah saat mendengar pertanyaan Alvi.  “kita sahabatan yuk, kita bikin nama yang bagus gitu buat persahabatan kita.” Usulku, Sarah hanya mengangguk mengiyakan. “kira-kira apa yah yang bagus.” Afifah berbicara sambil mengangkat kepala dan menempelkan jari telunjuk kanan ke dagunya, seolah sedang berfikir keras. “Iyah. Apa yah?” kata Sarah. “Aha! Gimana kalau..... AL...SA...FI...YU... iyah, ALSAFIYU. Alvi, Sarah, Afifah, Yuni.” Seperti mendapat durian runtuh, dengan girang Alvi memberitahu idenya. “Lumayan juga tuh. Lumayan bagus.” Afifah menimpali. “Tapi.. yah juga sih bagus, dari nama kita lagi. Yaudah deh, ALSAFIYU aja.” Aku mulai menyetujui “kamu mau gak Sar, kamu setuju kan sama idenya Alvi?” tanya Afifah kepada Sarah. “Iyah. Aku setuju kok. Kita resmikan hari ini jadi hari persahabatan kita.” Sarah mulai memberi ide. “Tapi, apa kita benar-benar bakalan bersama terus. Maksud Aku, gak akan berpisah dan tetap ingat sama persahabatan kita?” yang lain terlihat bingung dan saling memandang satu sama lain. “Yah kita jalanin aja dulu.” Afifah mulai berkomentar. “Aku sih maunya kita tetap bersama dan gak bakal lupa sampai SMP, SMA, Kuliah, pokoknya sampai seterusnya deh.” Sarah berujar dengan mengayunkan tangannya. “Iya, mendingan kita jalanin aja dulu. Mudah-mudahan sih kita bakalan sama-sama terus.” Alvie mulai berbicara. “Oke. Sekarang kita resmi bersahabat. Yeayy.” Ucapku riang lalu diikuti oleh sahabat-sahabat baruku yang berjingkrak-jingkrak.

***

            Hari itu, hari Selasa. Ada pelajaran Seni Budaya pada jam pelajaran terakhir. Dalam pertemuan kali ini, kami membahas tentang Seni Tari. Pak Nanang mulai menjelaskan. “Selasa depan, buat kelompok masing-masing 4 orang dan menari di depan kelas dengan lagu Bulanbu.” Selasa depan? Bikin kelompok? 4 orang dan menari? Tunggu, 4 orang? Apa itu artinya; Aku, Alvi, Sarah, dan Afifah? Akan sekelompok? Dan menari? Oh sungguh kebetulan yang luar biasa. Aku mulai menatap mereka satu persatu sambil tersenyum, dan entah bagaiman kejadiannya mereka bertiga pun ikut tersenyum. Sepertinya ide yang ada di kepalaku dan di kepala sahabat-sahabatku sama. Ini adalah pertanda bagus.

            Saat bel pulang berbunyi, kami semua mulai berdo’a dan pulang setelah membicarakan konsep menari untuk Selasa yang akan datang. Seperti biasa, kami berempat berjalan beriringan dan membicarakan konsep tari yang akan kita tampilkan. Tidak perlu menanyakan apakah kita sekelompok. Karena itu keinginan kita. “Eh, kita mau narinya kaya gimana nih, hari Sabtu kita latihan di rumah Sarah yuk.” Afifah mulai membuka pembicaraan diantara kami. “Aku sih mau-mau aja, terserah kalian.” Ucapku seraya mengangkat bahu. “Aku juga mau asal izin dulu.” Alvi berbicara seraya membenarkan posisi kerudungnya. Ingat, Dia itu overprotektif terhadap penampilan. “kalau kamu Sar?” sambung Alvie. “Aku malah senang kalian semua mau main ke rumah Aku.” Ucapnya membuat kami semua tersenyum. Tinggal tunggu sampai hari Sabtu dan kami akan latihan. Kami mulai berpisah. Aku berbelok ke arah kanan, Alvi kearah kiri dengan Sarah, dan Afifah menaiki angkot ke arah Anisa.

***

            Kami berempat telah kumpul di rumah Sarah setelah pulang sekolah pada hari Sabtu yang sudah kami janjikan pada pukul 11 siang. Kami tidak langsung latihan, namun meminum es Bubble dan sedikit bercanda untuk menghilangkan penat setelah berlama-lama Pramuka di lapangan dengan cuaca panas. “Kita mulai sekarang aja yuk.” Alvi mulai berdiri dan meletakkan esnya di lantai. “Nanti aja deh, masih capek tau.” Ucap Afifah sambil menyedot es Bubblenya. “Udahlah cepetan. Kita kan mau hasilnya bagus, lagian kalau udah selesai nanti kita bisa ngobrol lagi.” Alvi memang sedikit keibuan, karena Dia yang paling tua diantara kami berempat. “Oke. Ayo, ayo.” Aku mulai menarik tangan Afifah dan Sarah.
            “Bukan begitu, yang luwes sedikit. Bukan maju, tapi mundur. Itu tangannya salah seharusnya begini.” Alvi tak henti-hentinya menasehati kami. Memang Alvi yang pandai menari dan Dia pun yang membuat konsep tariannya. Sarah yang paling gampang salah karena badannya yang kurang luwes. Afifah agak keras kepala jika dinasehati oleh Alvi. Ia bersikukuh kalau Ia benar dan Alvi yang salah dan itu beberapa kali menyebabkan pertengkaran kecil diantara keduanya. Kalau Aku sih, cepat lupa gerakannya. Latihan sempat terhenti beberapa menit saat Afifah dan Alvi bertengkar. Mereka saling menjauh dan tidak bicara. Sarah yang sedang duduk di kursi ruang tamu karena merasa kelelahan merasa bingung harus berbuat apa. Memang Aku yang harus turun tangan. “Udahlah ayo kita mulai lagi, jangan marah-marahan gitu. Kita kan sahabat.” Aku berbicara di hadapan mereka berdua. Suasana sudah mulai menghangat dan kami pun meneruskan latihan yang sempat tertunda.

***
            “Mudah-mudahan kita yang paling bagus tampilnya yah.” Ucap Alvie saat kami berada di dekat tangga, tempat favorit kami. “Iya dong. Siapa dulu koreografernya.” Afifah berujar dan melirik Alvi membuat wajahnya bersemu. “Enggak ah. Kita kan sama-sama yang ngerancang gerakannya.” “Tapi gak akan sebagus kalau gak ada kamu Vi.” Ucap Sarah mengingatkan. Kami hanya saling tersenyum. Alvie dan Afifah sudah berbaikan kembali. Yah, namanya juga sahabat. Paling marahan Cuma beberapa menit, sesudah itu baikan lagi.
            Pelajaran keempat sudah di mulai. Pak Nanang mulai menyuruh para murd laki-laki untuk menyusun meja untuk dijadikan panggung kecil di depan kelas. Lalu, pak Nanang memainkan keyboard dengan lagu Bulanbu. Kelompok kami yang maju pertama. Kami menari dengan sangat indah dan kompak hingga selesai. Lalu mulai bercerita-cerita tentang penampilan kami tadi. Lalu, Ulfa dan kelompoknya maju dan disusul oleh Erik dan kelompoknya. Akhirnya, kelompok kita yang paling bagus karena kompak dengan gerakan yang sederhana. walaupun tidak mendapat hadiah dan hanya sekadar bertanding biasa kami sangat senang dan merasa gembira karena telah berhasil menampilkannya. Sejak itu, kami saling bersama hingga kelas VI SD dan berpisah semenjak lulus dan memasuki SMP.

***

            Segalanya telah berubah. Afifah yang pesantren dan tidak dapat saling bertemu. Sarah yang saat itu bersekolah di SMPN 5 Tangerang, Alvi bersekolah di SMP 15 Tangerang dan mulai melupakan persahabatan kami, dan Aku yang bersekolah di SMP Perintis 1 Sepatan membuat kami jarang bertemu. Karena kami telah memiliki kesibukan baru dan teman baru. Namun, aku sangat merindukkan sahabat-sahabat lamaku. Semoga kalian tetap mengingat persahabatan kita dan akan selalu tersimpan bersamaan dengan memori tentang kita. Aamiin...


Penulis : Yuni Yusnia

2 komentar:

  1. Saya IBU SALMAH ingin berbagi cerita kepada anda semua bahwa saya yg dulunya cuma seorang TKW di ARAB SAUDI jadi pembantu rumah tangga yg gajinya tidak mencukupi keluarga di kampun,jadi TKW itu sangat menderita dan di suatu hari saya duduk2 buka internet dan tidak di sengaja saya melihat komentar orang tentan AKI SOLEH dan katanya bisa membantu orang untuk memberikan nomor yg betul betul tembus dan kebetulan juga saya sering pasan nomor di ARAB SAUDI,akhirnya saya coba untuk menhubungi AKI SOLEH dan ALHAMDULILLAH beliau mau membantu saya untuk memberikan nomor,dan nomor yg di berikan AKI SOLEH meman betul2 terbukti tembus dan saya sangat bersyukur berkat bantuan AKI SOLEH kini saya bisa pulang ke INDONESIA untuk buka usaha sendiri,,munkin saya tidak bisa membalas budi baik AKI SOLEH sekali lagi makasih yaa AKI dan bagi teman2 yg menjadi TKW atau TKI seperti saya,bila butuh bantuan hubungi saja AKI SOLEH DI 082-313-336-747- insya ALLAH beliau akan membantu anda.Ini benar benar kisah nyata dari saya seorang TKW trimah kasih banyak AKI atas bantuang nomor togel nya wassalam.


    KLIK DISINI BOCORAN TOGEL HARI INI
























    Saya IBU SALMAH ingin berbagi cerita kepada anda semua bahwa saya yg dulunya cuma seorang TKW di ARAB SAUDI jadi pembantu rumah tangga yg gajinya tidak mencukupi keluarga di kampun,jadi TKW itu sangat menderita dan di suatu hari saya duduk2 buka internet dan tidak di sengaja saya melihat komentar orang tentan AKI SOLEH dan katanya bisa membantu orang untuk memberikan nomor yg betul betul tembus dan kebetulan juga saya sering pasan nomor di ARAB SAUDI,akhirnya saya coba untuk menhubungi AKI SOLEH dan ALHAMDULILLAH beliau mau membantu saya untuk memberikan nomor,dan nomor yg diberikan AKI SOLEH meman betul2 terbukti tembus dan saya sangat bersyukur berkat bantuan AKI SOLEH kini saya bisa pulang ke INDONESIA untuk buka usaha sendiri,,munkin saya tidak bisa membalas budi baik AKI SOLEH sekali lagi makasih yaa AKI dan bagi teman2 yg menjadi TKW atau TKI seperti saya,bila butuh bantuan hubungi saja AKI SOLEH DI 082-313-336-747- insya ALLAH beliau akan membantu anda.Ini benar benar kisah nyata dari saya seorang TKW
    trimah kasih banyak AKI atas bantuang nomor togel nya wassalam.


    KLIK DISINI BOCORAN TOGEL HARI INI











    BalasHapus
  2. Puji syukur saya panjatkan kepada Allah yang telah mempertemukan saya dengan Mbah Rawa Gumpala dan melalui bantun pesugihan putih beliau yang sebar 5M inilah yang saya gunakan untuk membuka usaha selama ini,makanya saya sengaja memposting pesang sinkat ini biar semua orang tau kalau Mbah Rawa Gumpala bisa membantuh kita mengenai masalah ekonomi dengan bantuan pesugihan putihnya yang tampa tumbal karna saya juga tampa sengaja menemukan postingan orang diinternet jadi saya lansun menhubungi beliau dan dengan senang hati beliau mau membantuh saya,,jadi bagi teman teman yang mempunyai keluhan jangan anda ragu untuk menghubungi beliau di no 085-316-106-111 rasa senang ini tidak bisa diunkapkan dengan kata kata makanya saya menulis pesan ini biar semua orang tau,ini sebuah kisa nyata dari saya dan tidak ada rekayasa sedikit pun yang saya tulis ini,sekali lagi terimah kasih banyak ya Mbah dan insya allah suatu hari nanti saya akan berkunjun ke kediaman Mbah untuk silaturahmi.Wassalam dari saya ibu Sartika dan untuk lebih lenkapnya silahkan buka blok Mbah disini 😃Pesugihan Putih Tanpa Tumbal😃

    BalasHapus