Pages

Senin, 06 April 2015

Rekomendasi Buku



















Judul Buku : Pemulihan Jiwa 4
Penulis : Dedy Susanto
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman : 152


Buku ini merupakan buku motivasi jiwa dimana penulis menyuguhkan berbagai macam alternatif pemulihan jiwa bagi semua orang yang pernah terluka secara fisik maupun hal-hal yang bersifat kejiwaan. Pembahasan secara mendalam serta bahasa yang mudah dimengerti membuat buku ini mudah untuk dipahami. Di dalam buku ini pun terdapat banyak sekali kata-kata motivasi dan pembahasan dalam buku ini merupakan hasil dari pengalaman penulis yang memang berkecimpung di dunia psikologis.


Penulis : Yuni Yusnia

Minggu, 05 April 2015

DEAR (Drop Everything and Read)


       DEAR atau Drop Everything and Read adalah program ekstrakulikuler yang dianjurkan di SMA Tunas Nusantara. Program tersebut diadakan setiap hari sabtu, siswa diharuskan membaca buku bacaan dan meresensinya. Jumlah halaman buku yang harus dibaca siswapun bermacam-macam sesuai dengan tingkat kemampuan membaca siswa masing-masing.

      Dalam program DEAR siswa dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu Beginner (min.5 hlm), Medium (min.10 hlm), dan Advance (min.1buku) per pertemuan.
Melalui progran tersebut siswa diharapkan  dapat memupuk minat membaca, meningkatkan kemampuan membaca dan menulis, serta menjadikan membaca sebagai hobby dan kebiasaan.















Penulis : Siti Nurhaliza

Sosok Andrea Hirata



Andrea Hirata Seman Said Harun lahir di pulau Belitung 24 Oktober 1982, Andrea Hirata sendiri merupakan anak keempat dari pasangan Seman Said Harunayah dan NA Masturah. Ia dilahirkan di sebuah desa yang termasuk desa miskin dan letaknya yang cukup terpelosok di pulau Belitong. Tinggal di sebuah desa dengan segala keterbatasan memang cukup mempengaruhi pribadi Andrea sedari kecil. Ia mengaku lebih banyak mendapatkan motivasi dari keadaan di sekelilingnya yang banyak memperlihatkan keperihatinan.

Nama Andrea Hirata sebenarnya bukanlah nama pemberian dari kedua orang tuanya. Sejak lahir ia diberi nama Aqil Barraq Badruddin. Merasa tak cocok dengan nama tersebut, Andrea pun menggantinya dengan Wadhud. Akan tetapi, ia masih merasa terbebani dengan nama itu. Alhasil, ia kembali mengganti namanya dengan Andrea Hirata Seman Said Harun sejak ia remaja.

“Andrea diambil dari nama seorang wanita yang nekat bunuh diri bila penyanyi pujaannya, yakni Elvis Presley tidak membalas suratnya,” ungkap Andrea.
Sedangkan Hirata sendiri diambil dari nama kampung dan bukanlah nama orang Jepang seperti anggapan orang sebelumnya. Sejak remaja itulah, pria asli Belitong ini mulai menyandang namaAndrea Hirata. Andrea tumbuh seperti halnya anak-anak kampung lainnya. Dengan segala keterbatasan, Andrea tetap menjadi anak periang yang sesekali berubah menjadi pemikir saat menimba ilmu di sekolah. Selain itu, ia juga kerap memiliki impian dan mimpi-mimpi di masa depannya.

Seperti yang diceritakannya dalam novel Laskar Pelangi, Andrea kecil bersekolah di sebuah sekolah yang kondisi bangunannya sangat mengenaskan dan hampir rubuh. Sekolah yang bernama SD Muhamadiyah tersebut diakui Andrea cukuplah memperihatinkan. Namun karena ketiadaan biaya, ia terpaksa bersekolah di sekolah yang bentuknya lebih mirip sebagai kandang hewan ternak. Kendati harus menimba ilmu di bangunan yang tak nyaman, Andrea tetap memiliki motivasi yang cukup besar untuk belajar. Di sekolah itu pulalah, ia bertemu dengan sahabat-sahabatnya yang dijuluki dengan sebutan Laskar Pelangi.

Di SD Muhamadiyah pula, Andrea bertemu dengan seorang guru yang hingga kini sangat dihormatinya, yakni NA (Nyi Ayu) Muslimah.
“Saya menulis buku Laskar Pelangi untuk Bu Muslimah,” ujar Andrea dengan tegas kepada Realita.
Kegigihan Bu Muslimah untuk mengajar siswa yang hanya berjumlah tak lebih dari 11 orang itu ternyata sangat berarti besar bagi kehidupan Andrea. Perubahan dalam kehidupan Andrea, diakuinya tak lain karena motivasi dan hasil didikan Bu Muslimah. Sebenarnya di Pulau Belitong ada sekolah lain yang dikelola oleh PN Timah. Namun, Andrea tak berhak untuk bersekolah di sekolah tersebut karena status ayahnya yang masih menyandang pegawai rendahan. “Novel yang saya tulis merupakan memoar tentang masa kecil saya, yang membentuk saya hingga menjadi seperti sekarang,” tutur Andrea yang memberikan royalti novelnya kepada perpustakaan sebuah sekolah miskin ini.

Tentang sosok Muslimah, Andrea menganggapnya sebagai seorang yang sangat menginspirasi hidupnya. “
Perjuangan kami untuk mempertahankan sekolah yang hampir rubuh sangat berkesan dalam perjalanan hidup saya,” ujar Andrea.
Berkat Bu Muslimah, Andrea mendapatkan dorongan yang membuatnya mampu menempuh jarak 30 km dari rumah ke sekolah untuk menimba ilmu. Tak heran, ia sangat mengagumi sosok Bu Muslimah sebagai salah satu inspirator dalam hidupnya. Menjadi seorang penulis pun diakui Andrea karena sosok Bu Muslimah. Sejak kelas 3 SD, Andrea telah membulatkan niat untuk menjadi penulis yang menggambarkan perjuangan Bu Muslimah sebagai seorang guru. “Kalau saya besar nanti, saya akan menulis tentang Bu Muslimah,” ungkap penggemar penyanyi Anggun ini. Sejak saat itu, Andrea tak pernah berhenti mencoret-coret kertas untuk belajar menulis cerita.

Setelah menyelesaikan pendidikan di kampung halamannya, Andrea lantas memberanikan diri untuk merantau ke Jakarta selepas lulus SMA. Kala itu, keinginannya untuk menggapai cita-cita sebagai seorang penulis dan melanjutkan ke bangku kuliah menjadi dorongan terbesar untuk hijrah ke Jakarta. Saat berada di kapal laut, Andrea mendapatkan saran dari sang nahkoda untuk tinggal di daerah Ciputat karena masih belum ramai ketimbang di pusat kota Jakarta. Dengan berbekal saran tersebut, ia pun menumpang sebuah bus agar sampai di daerah Ciputat. Namun, supir bus ternyata malah mengantarkan dirinya ke Bogor. Kepalang tanggung, Andrea lantas memulai kehidupan barunya di kota hujan tersebut.

Beruntung bagi dirinya, Andrea mampu memperoleh pekerjaan sebagai penyortir surat di kantor pos Bogor. Atas dasar usaha kerasnya, Andrea berhasil melanjutkan pendidikannya di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Merasakan bangku kuliah merupakan salah satu cita-citanya sejak ia berangkat dari Belitong. Setelah 
menamatkan dan memperoleh gelar sarjana, Andrea juga mampu mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan S2 Economic Theory di Universite de Paris, Sorbonne, Perancis dan Sheffield Hallam University, Inggris.

Berkat otaknya yang cemerlang, Andrea lulus dengan status cum laude dan mampu meraih gelar Master Uni Eropa. Sekembalinya ke tanah air, Andrea bekerja di PT Telkom dan Mulailah ia bekerja sebagai seorang karyawan Telkom. Kini, Andrea masih aktif sebagai seorang instruktur di perusahaan telekomunikasi tersebut. Selama bekerja, niatnya menjadi seorang penulis masih terpendam dalam hatinya. Niat untuk menulis semakin menggelora setelah ia menjadi seorang relawan di Aceh untuk para korban tsunami. “Waktu itu saya melihat kehancuran akibat tsunami, termasuk kehancuran sekolah-sekolah di Aceh,” kenang pria yang tak memiliki latarbelakang sastra ini.

Kondisi sekolah-sekolah yang telah hancur lebur lantas mengingatkannya terhadap masa lalu SD Muhamadiyah yang juga hampir rubuh meski bukan karena bencana alam. Ingatan terhadap sosok Bu Muslimah pun kembali membayangi pikirannya. Sekembalinya dari Aceh, Andrea pun memantapkan diri untuk menulis tentang pengalaman masa lalunya di SD Muhamadiyah dan sosok Bu Muslimah. “Saya mengerjakannya hanya selama tiga minggu,” aku pria yang berulang tahun pada 24 Oktober ini.

Naskah setebal 700 halaman itu lantas digandakan menjadi 11 buah. Satu kopi naskah tersebut dikirimkan kepada Bu Muslimah yang kala itu tengah sakit. Sedangkan sisanya dikirimkan kepada sahabat-sahabatnya dalam Laskar Pelangi. Tak sengaja, naskah yang berada dalam laptop Andrea dibaca oleh salah satu rekannya yang kemudian mengirimkan ke penerbit.

Bak gayung bersambut, penerbit pun tertarik untuk menerbitkan dan menjualnya ke pasar. Tepatnya pada Desember 2005, buku Laskar Pelangi diluncurkan ke pasar secara resmi. Dalam waktu singkat, Laskar Pelangi menjadi bahan pembicaraan para penggemar karya sastra khususnya novel. Dalam waktu seminggu, novel perdana Andrea tersebut sudah mampu dicetak ulang. Bahkan dalam kurun waktu setahun setelah peluncuran, Laskar Pelangi mampu terjual sebanyak 200 ribu sehingga termasuk dalam best seller. Hingga saat ini, Laskar Pelangi mampu terjual lebih dari satu juta eksemplar.

Penjualan Laskar Pelangi semakin merangkak naik setelah Andrea muncul dalam salah satu acara televisi. Bahkan penjualannya mencapai 20 ribu dalam sehari. Sungguh merupakan suatu prestasi tersendiri bagi Andrea, terlebih lagi ia masih tergolong baru sebagai seorang penulis novel. Padahal Andrea sendiri mengaku sangatlah jarang membaca novel sebelum menulis Laskar Pelangi. Sukses dengan Laskar Pelangi, Andrea kemudian kembali meluncurkan buku kedua, Sang Pemimpi yang terbit pada Juli 2006 dan dilanjutkan dengan buku ketiganya, Edensor pada Agustus 2007. Selain meraih kesuksesan dalam tingkat penjualan, Andrea juga meraih penghargaan sastra Khatulistiwa Literary Award (KLA) pada tahun 2007.
Lebaran di Belitong. Kini, Andrea sangat disibukkan dengan kegiatannya menulis dan menjadi pembicara dalam berbagai acara yang menyangkut dunia sastra. Penghasilannya pun sudah termasuk paling tinggi sebagai seorang penulis. Namun demikian, beberapa pihak sempat meragukan isi dari novel Laskar Pelangi yang dianggap terlalu berlebihan. “Ini kan novel, jadi wajar seandainya ada cerita yang sedikit digubah,” ungkap Andrea yang memiliki impian tinggal di Kye Gompa, desa tertinggi di dunia yang terletak di pegunungan Himalaya. Kesuksesannya sebagai seorang penulis tentunya membuat Andrea bangga dan bahagia atas hasil kerja kerasnya selama ini.

Meski disibukkan dengan kegiatannya yang cukup menyita waktu, Andrea masih tetap mampu meluangkan waktu untuk mudik di saat Lebaran lalu. Bahkan bagi Andrea, mudik ke Belitong di saat Lebaran adalah wajib hukumnya. “Orang tua saya sudah sepuh, jadi setiap Lebaran saya harus pulang,” ujar Andrea dengan tegas. Di Belitong, Andrea melakukan rutinitas bersilaturahmi dengan orang tua dan kerabat lainnya sembari memakan kue rimpak, kue khas Melayu yang selalu hadir pada saat Lebaran. Kendati perjalanan ke Belitong tidaklah mudah, karena pilihan transportasi yang terbatas, Andrea tetap saja harus mudik setiap Lebaran tiba. Terlebih lagi, bila ia tak kebagian tiket pesawat ke Bandara Tanjung Pandan, Pulau Belitong, maka mau tak mau Andrea harus menempuh 18 jam perjalanan dengan menggunakan kapal laut.

Perasaan bangga dan bahagia semakin dirasakan Andrea tatkala Laskar Pelangi diangkat menjadi film layar lebar oleh Mira Lesmana dan Riri Riza. “Saya percaya dengan kemampuan mereka,” ujarnya tegas. Apalagi, film Laskar Pelangi juga sempat ditonton oleh orang nomor satu di negeri ini, Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu. “
Kini Laskar Pelangi memiliki artikulasi yang lebih luas daripada sebuah buku. Nilai-nilai dalam Laskar Pelangi menjadi lebih luas,” tutur Andrea
Menjadi seorang penulis novel terkenal mungkin tak pernah ada dalam pikiran Andrea Hirata sejak masih kanak-kanak. Berjuang untuk meraih pendidikan tinggi saja, dirasa sulit kala itu. Namun, seiring dengan perjuangan dan kerja keras tanpa henti, Andrea mampu meraih sukses sebagai penulis memoar kisah masa kecilnya yang penuh dengan keperihatinan.

Sumber :biografi tokoh dunia
Dibagikan oleh : Siti Nurhaliza

Sabtu, 04 April 2015

Jendela Dunia

5 Novel Terlaris Sepanjang Masa


1. A Tale Of Two Cities



A Tale Of Two Cities 
By Charles Dickens
Cover of serial Vol. V, 1859

Ini merupakan sebuah karya sastra fiksi yang dihasilkan oleh Charles Dickens pada tahun 1859. Secara garis besar Novel ini mengisahkan tentang penderitaan kaum tani pada revolusi Perancis dan kisah drama lainnya yang terdapat di dalamnya.

Kebetulan memang buku ini di terbitkan pertama kali pada masa sebelum dan selama perang revolusi Perancis.

Sejak diterbitkannya buku ini, tercatat telah terjual sebanyak 200 juta eksemplar di seluruh dunia. Membuat novel ini mencipta sejarah, yaitu satu-satunya novel dengan jumlah penjualan terbanyak untuk setiap buku yang ada di dunia. Bagi peminat sejarah dan novel klasik, pasti sudah punya buku ini.

2. The Lord Of The Rings

The Lord Of The Rings 
By J.R.R Tolkien
1954 - 1955

Ini adalah sebuah karya epik dengan tingkat fantasi tinggi yang ditulis oleh penulis Inggris J.R.R Tolkien. Awalnya cerita ini merupakan sekuel dari novel fantasi karya J.R.R Tolkien yang lain yaitu The Hobbit pada tahun 1937.

Tetapi pada kenyataannya karya The Lord Of The Rings ini berkembang menjadi sebuah karya yang jauh lebih besar. Novel ini ditulis secara bertahap antara tahun 1937 dan 1949, sebagian besar ditulis selama Perang Dunia II.

Ini adalah salah satu novel terlaris yang pernah ditulis Tolkien, dengan lebih dari 150 juta eksemplar yang telah terjual. Untuk zaman millenium, kita mengenal film yang diadaptasi dari novel ini, dan hasilnya film ini juga termasuk dalam jajaran film sekuel fantasy terlaris seperti bukunya.

3. The Little Prince

The Little Prince (Le Petit Prince)  
By Antoine de Saint -Exupéry
1943

Ini adalah sebuah novel terjemahan dari novel asli yang berbahasa Perancis dan ditulis dengan tangan yaitu Le Petit Prince karya seorang aristocrat, penulis, penyair dan perintis penerbangan Perancis: Antoine de Saint -Exupéry.

Buku ini merupakan novel yang paling banyak dibaca dan novel yang paling banyak diterjemahkan sepanjang sejarah. Tercatat ada lebih dari 250 bahasa termasuk huruf braille telah diterjemahkan untuk novel ini. Jumlah penjualannya sekitar 140 juta eksemplar di seluruh dunia.

Yang menarik dari novel ini adalah cerita yang terkandung didalamnya diperkirakan sebagai pengalaman pribadi sang penulis. Ini terjadi saat ia diasingkan dari Perancis ke Amerika utara pada perang dunia ke II. 

Menceritakan mengenai perasaan kesepian, kehilangan, cinta, kisah persahabatan dan pengalaman saat melakukan penerbangan di gurun sahara yang tertuang dalam bentuk Pangeran kecil yang jatuh ke Bumi.

4. The Harry Potter and the Philosopher's Stone

Harry Potter And The Philosopher's Stone 
By J.K. Rowling
1997

Ini adalah novel pertama dalam seri Harry Potter yang ditulis oleh J.K Rowling pada tahun 1997, dan sudah terjual sebanyak 107 juta eksemplar seluruh dunia.

Plot novelnya adalah Harry Potter seorang penyihir muda yang menemukan warisan magis, lalu bertualang bersama teman-teman dekatnya disekolah penyihir dan mencoba melawan penyihir gelap Lord Voldemort, yang membunuh orang tua Harry, tetapi gagal untuk membunuh Harry ketika ia baru berumur satu tahun.

Saat novel ini di film-kan, kepopulerannya mengalahkan film fantasy lainnya, setiap sekuel pasti selalu ramai dan laris. Hingga kini J.K Rowling dan karyanya masuk dalam daftar novel dan penulis paling berpengaruh di dunia.

5. And Then There Were None

And Then There Were None 
By Agatha Christie
1939

Ini adalah sebuah novel misteri karya salah satu novelis misteri terbaik di dunia Agatha Christie.

Novel ini Berawal dari sebuah novel yang sama namun judul berbeda yaitu Ten Little Negro (atau Ten Little Indian) yang di publikasikan pada tahun 1939. Lalu kemudian berganti judul menjadi And Then There Were None dan di publikasikan di Amerika hingga hari ini menjadi judul tetap novel ini. Tercatat 100 juta eksemplar telah terjual di seluruh dunia, membuat novel ini menjadi novel misteri terlaris sepanjang masa.

Kisah di novel ini menceritakan tentang 10 orang yang terdiri dari lelaki dan wanita dewasa melakukan perjalanan laut dengan tujuan yang berbeda. Ada yang bertujuan wisata, ada yang ingin mencari pekerjaan, ada juga yang hanya ingin bertemu teman-teman lama. (Itu yang terlihat sekilas, namun sebenarnya ada sesuatu dibalik itu).

Lalu misteri dimulai saat mereka terdampar disebuah pulau dan mendapatkan tantangan untuk bertahan hidup. Seiring berjalannya waktu, satu persatu dari mereka mulai berjatuhan, dan ternyata ada pihak yang telah merencanakan ini atas dasar dendam pribadi dan melakukan sesuatu. Kisah ini dipaparkan secara detail dan berurutan sampai terungkapnya pelakunya.






Sumber : Gado - Gado Land
Penulis : Yuni Yusnia







Kisah Inspiratif


KISAH SUN KANG YANG GEMAR MEMBACA



                Penduduk di negeri China suka sekali belajar. Salah satu kisah yang sering digunakan oleh guru dan orangtua untuk memotivasi seorang anak agar rajin belajar adalah kisah Sun Kang yang rindu terus membaca hingga terluka 

            Sun Kang hidup pada zaman Dinasti Jin (317-420 Masehi). Sejak usia kanak-kanak sudah tampak kepintarannya. Ia suka sekali terhadap buku, tetapi ia dibesarkan dari keluarga yang sangat miskin sampai minyak untuk lampu pun tidak sanggup dibeli. Karena miskin dan dorongan kebutuhan yang mendesak, maka orangtuanya mewajibkan semua anaknya untuk bekerja, termasuk Sun Kang yang masih kecil. Setiap hari ia bekerja sampai menjelang malam sehingga pulang ke rumah dalam keadaan lelah dan juga tidak ada lagi waktu untuk membaca buku karena di rumah tidak ada penerangan. Di desa itu hanya rumah Sun Kang yang tidak ada penerangannya.

            Sun Kang sering berangan-angan kalau saja rumahnya memiliki lampu, maka ia bisa membaca banyak buku. Karena sangat ingin membaca buku, ia bertanya kepada ayah dan ibunya,"Semua tetangga kita mempunyai lampu, hanya rumah kita yang tidak punya lampu. Jika begini terus, siang hari bekerja dan malam hari tidak bisa membaca buku, kapan saya bisa menjadi anak yang pintar. Bisa tidak kita punya satu lampu?"

            Mendengar pertanyaan anaknya, kedua oprangtuanya sangat sedih. Dengan berat hati mereka berkata, "Sun Kang, kita sangat miskin dan minyak untuk lampu sangat mahal, kitas tidak sanggup membelinya. Jika kita membeli minyak untuk lampu, kita sekeluarga pelan-pelan bisa mati kelaparan." Setelah berkata begitu kedua orangtuanya meneteskan airmata. Ia pun ikut menangis. Sun Kang sungguh mengerti dan prihatin akan kondisi keluarganya sehingga ia berjanji dalam hati untuk tidak lagi menuntut orangtuanya membeli lampu minyak.

            Kerinduan untuk membaca buku tetaplah besar. Sun Kang sering meminjam buku orang lain dan ia selalu mengembalikan buku itu tepat waktu. Kendatipun seharian telah lelah bekerja, malam hari ia selalu pergi ke luar rumah untuk mencari sinar rembulan pada malam hari untuk membaca buku. Namun, karena sinar yang serba terbatas membuat kedua matanya sering letih dan tak sanggup membaca dengan waktu yang panjang.

            Pada suatu musim dingin, turun salju yang sangat lebat. Pada waktu malam hari hujan salju berhenti, udara sangat segar, dan malam itu terang rembulan sangat baik. Sun Kang berpikir ini waktu yang baik untuk membaca buku. Karena itu, ia pergi ke luar dengan membawa satu buku dibaca di bawah sinar rembulan dan juga terang dari lampu tetangga. Setelah membaca, ia pun merasa lelah dan ingin pulang. Dalam perjalanan pulang ia tersandung dan bukunya jatuh di atas salju. Karena ingin menyelamatkan bukunya, ia segera bangkit untuk mengambil buku itu walau kakinya terluka. Pada waktu ia hendak memungut bukunya, ia bisa melihat dengan jelas tulisan yang ada dalam buku. Kok bisa? Ternyata salju yang padat bisa memantulkan sinar sehingga bisa membuat cahaya lebih terang dari sinar rembulan.

            Menemukan peristiwa ini, Sun Kang pun bergembira karena ternyata di balik musim salju yang dingin dia dapat membaca buku dengan lebih baik. Mulai hari itu tiap malam ia pergi ke luar untuk membaca buku dengan memanfaatkan sinar rembulan dan pantulan cahaya dari salju. Ia terus berusaha melawan dingin agar bisa membaca buku. Padahal, jika orang kedinginan mudah menderita borok di kulit. Penyakit ini disebut dong chuang. Jika orang sudah menderita borok tersebut, borok itu tidak bisa sembuh sampai musim dingin usai. Borok itu membuat daging dan kulit terbuka sehingga perih sekali. Namun, walau harus menderita borok yang sangatperih, Sun Kang tetap pergi pada malam yang dingin hanya untuk bisa membaca buku. Lama kelamaan tangan dan kakinya penuh dengan dong chuang yang sangat perih, tetapi itu sama sekali tidak membuatnya berhenti membaca buku. Menurut Sun Kang, hanya dengan sinar rembulan dan pantulan sinar dari salju ia bisa membaca banyak buku.Oleh karena itu, tidak perduli berapa sakit yang harus ia tahan dari borok musim dingin itu, ia tetap akan membaca buku.

            Akhirnya Sun Kang tumbuh menjadi ahli pikir yang brilian dan menjadi penasihat yang baik untuk membangun kerajaan. Kisah ini berkembang dari mulut ke mulut dan dari generasi ke generasi. Kisah Sun Kang sungguh mengharukan dan sering menjadi cerita yang mampu memotivasi anak-anak di China untuk rindu membaca dan belajar. Teruslah membaca dan belajar walau untuk itu harus terluka.



Sumber : Kisah Tiongkok
Penulis : Yuni Yusnia

Karya Sastra


Dua Hati
Yuni Yusnia

                Bel istirahat telah berbunyi, dan pelajaran Matematika pun telah usai. Aku membereskan buku-bukuku yang berantakan di atas meja ke dalam tas. “Pusing banget sih habis belajar Matematika.” Ceracau Melani sambil mendesah frustasi. “Sebenarnya kalau kita menyimak dan berkonsentrasi kita akan paham, Mel.” Ucapku seraya tersenyum kepadanya. Melani memang tidak terlalu menyukai pelajaran eksak. Dia menyukai pelajaran Sosial. Cocok dengan kepribadiannya yang hangat dan mudah bergaul. “Itu sih bagi kamu yang pintar. Nah, bagi aku kan susah.” Dia cemberut dan mengembungkan pipinya. “Ishh udah dong jangan cemberut terus. Nanti cantik kamu hilang loh.” Candaku, dan dia pun tertawa. “He he kamu bisa saja deh bikin mood  aku baik lagi.” Ia tersenyum sumringah. “Kita ke kantin yuk?” ucapnya dan langsung berdiri sambil menggandeng tanganku. “Eh, lihat La. Itukan Arya. Ihh ganteng banget sih dia.” Ucapnya gemas saat kami telah tiba di kantin. Arya dan teman-teman cowoknya sedang berkumpul di pojok kantin. “ Iya. Sudah yuk kita pesan makanan. Lapar nih” Ucapku setengah hati. Arya bisa dibilang siswa paling keren di sekolah ini. Kapten basket yang juga pintar yang menjadi idaman para siswi di sini. Mel sangat menyukainya. Sebenarnya, aku juga tertarik padanya namun aku tidak ingin mengecewakan sahabatku. Arya pernah menyatakan cintanya padaku, namun saat aku tahu bahwa Mel menyukai Arya, aku langsung menolaknya. Lagipula, mengapa Arya menyukaiku? Aku hanya gadis biasa. Banyak perempuan yang mengantre untuk dapat menjadi pacarnya, namun kenapa harus gadis sederhana sepertiku?. Saat memesan makanan aku mengedarkan pandangan ke sekeliling kantin dan pandanganku bertubrukan dengannya. Ia terus memandangiku dan tersenyum kecil kearahku. Aku langsung menunduk karena malu. Andai, Mel sahabatku tidak menyukainya pasti aku sudah menerima cintanya.

                Aku sedang membaca novel sambil mendengarkan musik menggunakan headset-ku di taman belakang sekolah. Aku menyukai tempat ini. Sangat teduh dan nyaman, apalagi duduk di kursi taman yang diteduhi pohon Bodhi yang rindang. “Hai. Sendirian aja.” Ucap seseorang dan aku langsung mendongak dan bersitatap dengan Arya, aku langsung melepas headset-ku. “Boleh aku duduk?” tanyanya. “Tentu saja.” Aku langsung menggeser tubuhku agar memberi ruang untuk Arya duduk. “Kamu suka di sini?” dia bertanya seraya menoleh ke arahku. “Hmm.. iya.” Jawabku ragu. Hening. Tidak ada pembicaraan lagi antara aku dan Arya. Hanya suara gemerisik dedaunan yang saling bergesekan dan suara samar-samar siswa-siswi yang telah keluar kelas yang mendominasi suasana. “Perasaan kamu sama aku masih sama ya seperti dulu?” Arya mulai membuka pembicaraan. Masih, perasaanku masih sama seperti dulu, aku menyukaimu Arya. Batinku. “Memangnya kenapa?” aku bertanya dengan sedikit sarkastik, “Apakah tidak ada ketertarikanmu kepadaku? Apa ini karena sahabatmu itu?” Ucapannya membuatku sedikit bingung. “Sahabatku, maksudmu?” tanyaku. “Melani. Ia pernah memberikanku surat cinta. Dan apa karena sahabatmu menyukaiku lalu kamu menolakku?” Aku bingung untuk menjawab pertanyaan Arya. “Cinta itu murni dan tulus. Yang menjalani hanya dua orang yang saling mencintai. Tidak ada tempat untuk oranglain. Seperti kamu dan aku. Aku tahu kamu menyukaiku La, dan kamu berpura-pura mengacuhkanku karena kamu takut menyakiti hati Melani kan?” sambungnya, “Dia sahabatku.” Ucapku tegas. “Sahabat yang baik akan mengerti perasaan sahabatnya. Dia akan merelakan aku untuk kamu, sahabatnya.”  “Aku gak bisa.” Ucapku lirih “Kalau begini terus, banyak hati yang tersakiti. Kamu akan sakit hati karena kamu membohongi perasaanmu sendiri. Sementara aku tidak bisa bersama dengan seseorang yang aku cintai. Begitupun dengan Melani. Dia akan tersakiti karena aku tidak menyukainya.”
 “Tapi aku tidak ingin menyakiti sahabatku.”
“Walau harus kamu yang tersakiti?” Aku hanya terdiam. Tak ada kata-kata lagi yang dapat aku katakan. Arya benar, tidak seharusnya aku terus-menerus membohongi perasaanku. “Lala, kamu ngapain di sini sama Arya?” Mel yang datang tiba-tiba mengejutkanku. Aku dan Arya saling bertatapan, aku langsung berdiri dan mengapit tangan Mel. “Enggak ngapa-ngapain kok. Udah yuk kita pulang, keburu sore. Kami duluan yah Arya.” Aku langsung mengajak Mel pergi dan Arya hanya bisa mengangguk mengiyakan. “Kamu kok bisa berduaan sih sama Arya?” Tanya Mel curiga. “Aku habis bahas tugas English Club.” Aku mengasal. “Begitu ya? Oh ya makasih yah sudah menunggu aku untuk masuk kelas tambahan.” Mel berucap sambil tersenyum ke arahku. “Iya sama-sama.” Aku ikut tersenyum. Aku tidak ingin persahabatan kami hancur hanya karena seorang cowok. Aku tidak ingin menyakiti hati Mel. Aku harus melupakan Arya.

                Keesokannya, Setibanya di sekolah, Mel menghampiriku. “Bagaimana hubunganmu dengan Arya?” Ucapnya dengan sengit. “Maksudmu?” sungguh, aku tidak mengerti apa yang ia bicarakan. “Jangan berpura-pura tidak tahu. Aku fikir kamu adalah sahabatku, La. Tapi ternyata kau menusukku dari belakang.” Suaranya mulai bergetar. Aku tidak tega melihatnya lemah seperti ini. Dia memberikanku foto dan langsung menghambur pergi. Aku melihat foto tersebut dengan seksama. Dan betapa terkejutnya aku melihat fotoku bersama Arya di taman belakang kemarin sore. Fotoku saat duduk berdua dan tersenyum kepada Arya. Siapa yang memfotoku? Aku tidak mengerti ini. “Mel.” Aku berteriak dan mulai mengejarnya. Aku tidak ingin Mel salah paham. Setibanya di kelas, Mel tidak lagi duduk di sampingku. Ia duduk di samping Siska. Entahlah, mungkin ia masih marah padaku atas kesalahpahaman ini. Namun, kenapa harus Siska? Ia selalu bermusuhan dengan Siska. Siska pun tidak menyukai Mel maupun aku. Karena ia merasa terganggu oleh keberadaan kami. Aku tidak fokus pada pembelajaran saat ini. Aku masih memikirkan tentang kejadian tadi. Apakah Mel benar-benar marah kepadaku? Sesekali aku melirik Mel yang duduk di sebrang kursiku. Saat aku meliriknya, ia pun melirikku namun langsung membuang muka. ia terlihat sangat kesal, khususnya kepadaku.

                “Bagaimana rasanya kehilangan sahabat terbaikmu itu?” Siska berkata kepadaku saat aku keluar kelas karena sudah waktunya istirahat. Ia bersama Deva dan Tika, teman dekatnya. “Aku benar-benar tidak menyangka. Orang yang selama ini terkenal baik, ternyata – ” “Aku tidak punya urusan sama kamu Sis, lebih baik kamu jangan mencampuri urusanku.” Ucapku memotong perkataannya. “Selama Arya masih menyukai kamu, urusan kamu akan menjadi urusanku juga.” Ia berkata lalu mulai berjalan sambil menyentak pundakku kencang. Aku terhuyung dan akan terjatuh apabila Arya tidak menopang tubuhku. “Arya?” Aku langsung berdiri kembali. Aku melihat Mel di ujung koridor sedang menyaksikan kami. Ia berbalik dan berjalan dengan cepat. Aku hendak menyusulnya namun Arya menahan tanganku. “Lepaskan.” Ucapku sambil berusaha melepaskan tanggannya yang menggenggam tanganku erat. “Kenapa La? Aku ingin berbicara denganmu sebentar.” Aku menghirauan kata-katanya dan dengan sekuat tenaga berlari mengejar Mel. Aku berkali-kali menabrak siswa-siswi yang sedang berlalu-lalang di koridor. “Mel. tunggu.” Aku menemukannya di taman belakang sekolah. Aku menggenggam tangannya namun ia melepaskannya. “Mel. berikan aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya.” “Gak ada yang perlu kamu jelaskan La.” Ucapnya. “Aku tidak ingin kamu salah paham.” “Aku gak salah paham kok. Semuanya sudah jelas. Foto kamu sama Arya, kedekatan kamu. Semua sudah jelas.” Air mata mulai menetes membasahi pipinya. “Aku gak mau kehilangan kamu Mel.” Mel mulai berbalik dan ingin pergi meninggalkanku, namun berhenti saat aku berkata, “Dulu, aku pernah menyukainya. Ia pernah menyatakan cintanya padaku. Namun, saat aku tahu kamu menyukainya, aku mencoba untuk tidak memberitahumu dan mencoba untuk melupakannya. Aku gak mau manyakiti hati kamu. Kamu sahabat terbaik yang pernah aku miliki. Aku gak mau kamu marah sama aku Mel. Rasanya sakit untuk kehilangan sahabat seperti kamu.” Air mata telah bergerumul di kelopak mataku dan membuyarkan pandanganku. Namun, pandanganku masih cukup jelas untuk melihat kepergian Mel. Air mata itu kini telah membanjiri pipiku.

                Setelah pulang sekolah, aku tidak langsung pulang ke rumah. Aku duduk di bawah pohon Bodhi kesukaanku. Mencoba menyegarkan fikiranku atas masalah yang sedang aku hadapi. Pandanganku tertuju pada buku harianku. Tertulis kenanganku bersama Mel. Dan ada beberapa fotoku bersama Mel yang sengaja aku tempel di sana. Aku mulai menuliskan sesuatu “Layla Andita & Melani Verania” Aku teringat pada Mel. mungkin, sekarang ia masih marah kepadaku. “Kamu sedang apa, La?”Ucap seseorang membuyarkan lamunanku. “Arya? Kamu kenapa di sini?” Aku bertanya. “Memangnya aku tidak boleh di sini?” Benar. Mengapa aku berbicara seperti itu padanya? “Kamu sedang ada masalah?” Ia mulai duduk di sampingku. “Mel marah sama aku karena aku dekat sama kamu. Dia salah paham.” Jawabku jujur. “Lalu, apa yang akan kamu lakukan sekarang?” Tanyanya penasaran, “Menjauh darimu.” Ia terlihat sedikit tak percaya mendengar ucapanku. “Arya, aku mohon kamu mengerti keadaan aku. Aku gak mau Mel semakin salah paham dan benci sama aku.” Aku memohon kepadanya. “Tapi aku sayang sama kamu, La.”
“Lupakan aku.”
 “Aku gak bisa.” Ucapnya lirih. “Kamu bisa. Kita akan mencoba untuk melupakan satu sama lain.” Aku bersikukuh terhadap pendirianku, “Tapi, La.” “Aku mohon arya.” Kami langsung menghentikan pembicaraan kami saat aku sadar Mel telah berdiri mengamati kami. “Mel, semua ini tidak seperti yang kamu lihat. Aku tidak mencoba untuk merebut Arya dari kamu.” Aku takut Mel akan semakin salah paham. “Kamu tidak perlu merasa bersalah La. Aku sudah tahu semuanya. Siska hanya berusaha menghancurkan persahabatan kita dengan memberiku foto itu dan maafkan aku telah mengganggu hubungan kalian. Arya, aku memang menyukai kamu. Namun, aku tidak menuntut agar kamu juga menyukaiku. Aku hanya berpesan tolong jaga Lala untukku.” Ia berkata pada Arya. “mel, apa yang kamu katakan?” Aku tahu, ia masih menyukai Arya. “La, selama ini aku yang tidak bisa menjadi sahabat baik untuk kamu. Aku tidak pernah peka dengan perasaanmu. Mulai saat ini, aku akan mencoba untuk melepaskan Arya untuk kamu.” Ia langsung berbalik meninggalkanku. Aku menoleh kepada Arya dan ia mengangguk seakan mengerti maksudku. Aku langsung berjalan menghampiri Mel. “Mel.” Ia berbalik dan aku langsung memelukknya. “Kamu sahabat terbaik yang pernah aku milikki. Aku tidak mungkin merebut kebahagian kamu. Aku tidak mau kehilangan kamu.” Aku berucap setulus hatiku. “Aku juga.” Aku merasakan pundakku basah oleh air matanya. Aku pun ikut menangis, menangis bahagia. Kini, dua hati itu telah menyatu kembali. Bukan hati Mel dan Arya, bukan pula hatiku dan Arya. Namun, hati kami. Layla dan Melani.



Penulis : Yuni Yusnia


Hari Buku Sedunia

Hari Buku Dunia atau World Book Day yang diperingati setiap 23 April,  adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh UNESCO untuk mempromosikan membaca, penerbitan dan hak cipta. UNESCO memilih tanggal ini guna mendorong kepada setiap orang untuk menemukan kesenangan dalam membaca, khususnya kaum muda. Hari peringatan ini juga turut memberikan apresiasi kepada pengarang-pengarang besar yang telah memberikan kontribusi terhadap kemajuan sosial dan kultural umat.

Peringatan Hari Buku Dunia pada awalnya merupakan bagian dari perayaan Hari Saint George di wilayah Katalonia sejak abad pertengahan di mana para pria memberikan mawar kepada kekasihnya. Namun sejak tahun 1923 para pedagang buku memengaruhi tradisi ini untuk menghormati Miguel de Cervantes, seorang pengarang yang meninggal dunia pada 23 April.

Secara umum, tujuan diselenggarakannya World Book Day sebagai sebuah world event adalah untuk menyemangati masyarakat, terutama kalangan anak–anak untuk mengeksplorasi manfaat dan kesenangan yang bisa didapat dari buku dan membaca.

Buku hanyalah sampah tak berguna, jika hanya dikoleksi. Namun, saat Anda membacanya, ia menjadi terhebat dalam kisah hidup Anda.

Sumber : putakainfo.wordpress.com
Oleh : Siti Nurhaliza

Islam dan Budaya Baca

Islam adalah agama yang ajarannya diwahyukan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, dengan perantaraan Jibril. Wahyu yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5 yang berisi perintah untuk membaca. Perintah membaca juga merupakan hal yang harus dipelajari Nabi SAW ketika ia dilantik menjadi seorang Rasul Allah.

Ajaran Islam menganjurkan umatnya untuk mencintai dan menguasai ilmu pengetahuan. Di manapun dan kapanpun umat islam berada, di situ ilmu pengetahuan dikembangkan. Bahkan Nabi menyatakan secara tegas, berangkatlah  Anda setiap pagi untuk menjadi pengajar dan memberikan ilmu atau pencari dan penuntut ilmu atau pencinta ilmu atau pendengar ilmu. Dan, jangan menjadi kelompok kelima yang tidak masuk salah satu kelompok itu. 

Membaca adalah kunci pengetahuan, dengan membaca umat manusia kan memperoleh ilmu pengetahuan. Dan dengan ilmu pengetahuan umat manusia akan mendapatkan derjat tertinggi di hadapan Allah SWT dan mendapatkan kebahagiaan dunia & akhirat.

Upaya peningkatan budaya baca yang utama adalah di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Para orang tua harus memotivasi anak-anakya agar memiliki kesadaran untuk membaca di rumah dan di manapun mereka berada. Cara memotivasinya yaitu bisa dengan membawa anak-anaknya ke toko buku. Mengoleksi  buku bacaan dan mendirikan perpustakaan kecil di rumah.

Sementara itu, di lingkungan sekolah, Guru dapat mengadakan program wajib membaca buku bacaan setiap minggu dan meresensinya seperti di STN tentu saja dilengkapi fasilitas membaca seperti perpustakaan dan buku bacaan. Tidak hanya melalui buku, siswa juga dapat membaca artikel diinternet sebagai pengganti buku bacaan.

Namun demikian, membaca adalah aktivitas yang tidak bisa dipaksakan. Jadi, yang terpenting adalah meningkatkan kesadaran dan motivasi untuk membaca dari dalam diri sendiri. Karena dengan kesadaran dan motivasi dalam diri sendiri seseorang akan menyadari kebutuhannya terhadap ilmu sehingga ia menjadi gemar membaca tanpa ada paksaan dari pihak manapun.


Sumber : Kemenag.go.id
Penulis : Siti Nurhaliza