Pages

Jumat, 13 Maret 2015

Character And Team Building Camp


Pembukaan oleh Bpk. Arif Handono (Kepala Sekolah)


Panitia CATBC


Peserta CATBC






Kamis, 05 Maret 2015

Sosok - Emil Salim


Nama Emil Salim dan lingkungan hidup seolah tak bisa dipisahkan. Kepeduliannya pada lingkungan membuat Emil Salim pernah dipercaya sebagai menteri yang mengurusi lingkungan hidup. Rupanya kepedulian Emil pada lingkungan karena pengaruh ibundanya.

"Ibu saya mengajarkan hubungan antara Tuhan, Alam, dan Manusia. Ya dari situ semua yang membuat saya peduli dengan lingkungan," ujar Emil di sela-sela penyerahan penghargaan dari World Wide Fund (WWF) The Leader of Living Planet Award di Auditorium Putri Duyung Ancol, Jakarta Utara, Jumat (14/9/2012).

Sang ibunda juga memberikan filosofi tentang hubungan manusia yang mendalam terhadap mantan Menteri Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup ini. Dia pun teringat kenangan saat kecil dulu. Kenangan ketika dia diajak oleh orang tuanya untuk melihat jalur migrasi gajah di Pulau Sumatera.

"Bapak saya itu bertanggung jawab bikin jalan. Waktu saya kecil diajak untuk melihat dan mencari jalur gajah," ucap pria kelahiran Lahat, Sumatera Selatan, 8 Juni 1930 ini.

Dia menerangkan gajah di Sumatera Selatan ada yang bernama elephant trail. Emil berpesan di daerah yang terdapat populasi gajah, maka manusia jangan pernah memotong jalan gajah. 

"Karena gajah itu nggak tahu apa-apa, terbukti tahun 2000-an ada gajah menabrak transmigran. Gajah nggak tahu apa-apa karena dia hanya mengikuti instingnya," kata pria yang kini menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Presiden.

Karena perhatian besarnya pada lingkungan, Emil pun diganjar penghargaan dari World Wide Fund (WWF) The Leader of Living Planet Award. Emil Salim mendapatkan penghargaan yang sama dengan yang didapatkan mantan Sekjen PBB Kofi Annan karena sumbangannya terhadap lingkungan.
Saat menerima penghargaan itu, Emil mengenakan batik cokelat dan datang dengan didampingi istrinya yang mengenakan gaun hijau. Penghargaan untuk Emil diberikan dalam bentuk piagam berbingkai hitam. Dengan penghargaan tersebut, berarti Emil Salim dinilai telah berkontribusi secara signifikan terhadap pelestarian alam dan pembangunan berkelanjutan.

Penghargaan tersebut diberikan oleh Dirjen WWF International, James P. Leape, dan disaksikan oleh Chair of the Board WWF Indonesia, Kemal Stamboel, dan CEO WWF Indonesia, Efransjah dalam acara perayaan 50 Tahun Misi WWF di Indonesia. Emil pun menyambut baik penghargaan tersebut.

Penghargaan The Leader of Living Planet ini dikeluarkan pertama kali pada tahun 2000. Para tokoh dunia yang pernah menerima penghargaan tersebut antara lain Kofi Annan, Menteri Perikanan Norwegia, Perdana Menteri China, dan Menteri Bidang Pengairan Perancis. Ketika disebutkan Sekjen PBB Kofi Annan pernah menerima penghargaan serupa, Emil mengaku tidak begitu mengetahui. Namun menurut dia, inti penghargaan tersebut adalah kepedulian pada kelestarian planet Bumi.

"Saya kira begitu, intinya living planet. Bagaimana Bumi ini bisa jadi hidup? Bukan hanya membangun benda mati, tapi sustainable growth," ujar pria yang juga pernah menjabat sebagai Guru Besar FE Universitas Indonesia tersebut.




Sumber : detiknews


Dibagikan oleh : Yuni Yusnia

Jendela Dunia

Bahasa Indonesia Jadi Bahan Ujian Akhir SMA di Australia

Kepala Sekolah Victorian School of Languages Frank Merlino (paling kiri).

     Masyarakat Indonesia boleh bangga. Pasalnya, kini ribuan siswa SMA di Australia mengikuti ujian akhir mata pelajaran bahasa asing, dan bahasa Indonesia merupakan salah satu yang menjadi pilihan.
     Sistem ujian akhir SMA di Australia dilakukan menurut ketentuan di masing-masing negara bagian. Di Victoria yang beribukota Melbourne, misalnya, untuk musim ujian akhir 2014 lalu, sebanyak 14 ribu siswa SMA turut ambil bagian. 
     
     Bahasa asing yang diujikan dipilih di antara sekitar 40 bahasa yang diajarkan di Victoria School of Language (VSL), yang dibawahi oleh Departemen Pendidikan negara bagian Victoria.Khusus bahasa Indonesia dikategorikan menjadi dua tingkat. Pertama, ujian akhir bahasa Indonesia bagi penutur asli (first language), dan kedua, bahasa Indonesia bagi penutur bukan asli (second language).
     
     Para peraih skor tertinggi ujian bahasa asing ini, mendapat penghargaan dari VSL. Senin (2/3) malam, peserta ujian akhir dengan skor tertinggi menerima penghargaan tersebut dalam acara yang diselenggarakan di Universitas Melbourne. Frank Merlino, Kepala Sekolah Victorian School of Language dalam kesempatan itu menjelaskan, sekitar 2.000 pelajar tingkat kelas 12 mengikuti ujian bahasa asing untuk periode 2014.
    
     "Pelajaran bahasa asing sendiri diikuti oleh 9.236 siswa tingkat kelas 12, namun yang ikut ujian akhir sekitar 2.000 siswa," jelasnya seperti dikutip wartawan ABC Farid M. Ibrahim. Dari 50.383 siswa SMA setingkat kelas 12 di Victoria, kata Merlino, jumlah siswa yang ikut pelajaran bahasa asing berkisar 18,3 persen. Dikatakan, VSL telah 80 tahun menjalankan tugasnya mengajarkan bahasa asing kepada warga Australia. 

     Namun Merlino mengakui, pihaknya menghadapi tantangan saat ini karena ada 5 bahasa asing yang tidak lagi dijadikan bahan ujian akhir dan enam tahun terakhir. "Selain itu ada 6 bahasa lainnya juga terancam kehilangan akreditasi untuk diujikan," jelasnya. Tantangan lainnya, kata Merlino, adalah bahwa tidak semua negara bagian di Australia memiliki sekolah khusus bahasa asing.

    "Kemudian, kami juga perlu dana untuk mengembangkan bahan-bahan pengajaran bahasa asing secara online dan jarak jauh di australia," katanya.

     Colin Brooks anggota parlemen Victoria yang mewakili pemerintah menyatakan akan terus mendukung VSL. Ia mencontohkan, bahasa asing dari Myanmar yaitu bahasa komunitas Karen kini dalam proses akreditasi untuk dijadikan bahan ujian akhir. Penyerahan penghargaan peraih skor tertinggi dilakukan Colin Brooks kepada 108 siswa dari seluruh Victoria, termasuk sejumlah siswa yang mengambil ujian akhir bahasa Indonesia.

Dalam kesempatan itu, pakar bahasa dari Universitas Melbourne Dr Russel Cross menyampaikan kuliah umum yang menggarisbawahi pentingnya kemampuan multilingual dewasa ini.

     "Ada yang menyatakan tidak perlu lagi belajar bahasa asing karena bahasa Inggris ada dimana-mana," katanya.
"Tapi kenyataannya, jumlah penutur bahasa Inggris secara totoal hanya 8,5 persen dari penduduk dunia. Dan yang benar-benar penutur asli hanya 5 persen tersebar di Inggris, AS, Kanada dan Australia," jelasnya.

Sumber : www.republika.co.id


Dibagikan oleh : Siti Nurhaliza



 

Rekomendasi Buku - Broken Home Bukan Sama Dengan Broken Dreams






Judul Buku              : Broken Home ≠ Broken Dreams
Penulis                     : Chatreen Moko, dkk
Penerbit                  : Media Kita
Jumlah Halaman   : 142 hlm

Resensi                   :           Di mata beberapa orang, anak broken home identik dengan pembrontak, kenakalan, brutal, pergaulan bebas, narkoba, dan hal buruk lainnya. Padahal broken home atau tidak, tergantung dari pribadi masing-masing apakah mereka menanggapi masalah secara positif atau negatif.
Buku ini merupakan buku yang berisi kumpulan tulisan anak-anak broken home yang mampu bangkit dari keterpurukan. Merinding, ketika membaca kisah-kisah mereka dan mencoba memahami mereka. Saya tidak bisa membayangkan jika berada di posisi mereka dan menjadi anak broken home. Setelah membaca buku ini saya dapat menyimpulkan bahwa anak broken home lebih kuat dan tabah dari anak biasa.
Kelebihan              :       Cover buku menarik, sesuai dengan isi buku yang menceritakan kisah anak broken home.
                                           Bahasa dalam buku ini komunikatif sehingga mudah dimengerti. Buku ini mengajarkan kita untuk tetap bersyukur dan jangan pernah menyalahkan keadaan atas apa yang telah terjadi pada keluarga kita karena seburuk apapun hidup selalu ada pilihan untuk lebih baik.
Kekurangan       : -



Penulis : Siti Nurhaliza

Kisah Inspiratif - Ali bin Ibrahim Al-Naimi



Dendam Positif dari Segelas Air
Ali bin Ibrahim Al-Naimi
Dendam sering kali berujung pada konflik bahkan kekerasan. Dendam sendiri berarti keinginan keras untuk membalas. Perasaan ini muncul ketika seseorang merasa dikhianati, dihina, dan diremahkan. Namun, bagi sebagian orang dendam ternyata menjadi pemicu untuk menjadi lebih maju dan menjadi yang terbaik. Siapa sangka ada orang sukses karena mengingat pencacian dari orang lain. Dendam positif itulah sebutan yang cocok untuk dendam yang dialami oleh Ali bin Ibrahim Al-Naimi, Ia menjadikan dendam sebagai sebuah cambuk kehidupan. Dendam tersebut mengubah hidupnya menjadi sukses. Berikut kisahnya :
Ali bin Ibrahim Al-Naimi, remaja lokal Arab Saudi yang bekerja di perusahaan pertambangan minyak Arab Saudi diakhir tahun 1940-an. Seorang pegawai rendahan sangat kehausan, terlihat segelas air dingin dimeja dekat hadapannya dan ia berniat menghilangkan dahaga dengan meneguk segelas air yang menyegarkan itu. Belum sempat diteguknya air tersebut, seorang insinyur Amerika mencacinya “ Hei, kamu tidak boleh minum air ini. Kamu cuma pekerja rendahan. Air ini hanya khusus untuk insinyur “.
Pegawai rendahan hanya terdiam menahan haus, cacian itu terngiang dikepalanya dan menunculkan berbagai pertanyaan dalam hatinya : Kenapa ini terjadi padaku? Kenapa segelas air saja dilarang untukku? Apakah karena aku pekerja rendahan, sedangkan mereka insinyur? Apakah kalau aku jadi insinyur aku bisa minum air itu? Apakah aku bisa jadi insinyur seperti mereka? Kejadian ini akhirnya memotivasi dirinya dan menimbulkan komitmen untuk menjadi lebih baik.
Sejak saat itu ia bertekad untuk memutus rantai kemiskinannya, ia bekerja keras siang hari dan sekolah dimalam hari. Hampir setiap hari ia kurang tidur, demi mengejar ketertinggalannya. Ia akhirnya bisa lulus SMA. Kerja kerasnya membuat Ali bin Ibrahim Al-Naimi mendapatkan penghargaan dari perusahaannya. Ia diberikan kesempatan ke Amerika untuk mendalami ilmunya dan mengambil kuliah S1 di bidang teknik dan master bidang geologi. Pemuda ini lulus dengan hasil sangat memuaskan, sehingga ia direkomendasi Profesornya untuk melanjutkan ke jenjang Doktoral dan hasilnya pun Summa Cum Laude. Selanjutnya ia pulang ke negerinya dan bekerja sebagai insinyur. Kini ia sudah menaklukkan dendamnya, kembali sebagai insinyur dan bisa minum air yang dulu dilarang baginya.
Tidak hanya sampai disitu saja, karirnya terus melonjak. Ia sudah terlatih bekerja keras dalam pekerjaan. Karirnya melonjak dari kepala bagian, kepala cabang, manajer umum sampai akhirnya ia menjabat sebagai wakil direktur, sebuah jabatan tertinggi yang bisa dicapai oleh orang lokal saat itu.
Ada kejadian menarik ketika ia menjabat wakil direktur. Insinyur Amerika yang dulu pernah mengusirnya, kini justru jadi bawahannya. Suatu hari insinyur Amerika itu datang menghadap karena ingin minta izin libur dan berkata; "Aku ingin mengajukan izin liburan. Aku berharap Anda tidak mengaitkan kejadian air di masa lalu dengan pekerjaan resmi ini. Aku berharap Anda tidak membalas dendam, atas kekasaran dan keburukan perilakuku di masa lalu" Apa jawab sang wakil direktur mantan pekerja rendahan ini: "Aku ingin berterima kasih padamu dari lubuk hatiku paling dalam karena kau melarang aku minum saat itu. Ya dulu aku benci padamu. Tapi, setelah izin Allah, kamu lah sebab kesuksesanku hingga aku meraih sukses ini.
Akhirnya mantan pegawai rendahan ini menempati jabatan tertinggi di perusahaan tersebut. Ia menjadi Presiden Direktur pertama yang berasal dari bangsa Arab. Tahukah Anda apa perusahaan yang dipimpinnya? Perusahaan itu adalah Aramco (Arabian American Oil Company) perusahaan minyak terbesar di dunia. Ditangannya perusahaan ini semakin membesar dan kepemilikan Arab Saudi semakin dominan. Kini perusahaaan ini menghasilakn 3.4 juta barrels (540,000,000 m3) dan mengendalikan lebih dari 100 ladang migas di Saudi Arabia dengan total cadangan 264 miliar barrels (4.20×1010 m3) minyak dan 253 triliun cadangan gas. Atas prestasinya Ia ditunjuk Raja Arab Saudi untuk menjabat sebagai Menteri Perminyakan dan Mineral yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap dunia.
Dengan mengembangkan hinaan menjadi dendam positif, isu air segelas di masa lalu megubahnya menjadi salah seorang penguasa minyak yang paling berpengaruh di seluruh dunia. Itulah kekuatan "DENDAM POSITIF" Kita tidak bisa mengatur bagaimana orang lain berperilaku terhadap kita. Kita tidak pernah tahu bagaimana keadaan akan menimpa kita.Tapi kita sepenuhnya punya kendali bagaimana menyikapinya. Apakah ingin hancur karenanya? Atau bangkit dengan semangat "Dendam Positif."

Sumber : http://kisah-renungan.blogspot.com/2011/05/sukses-karena-dendam-positif.html

Karya Sastra - Puisi



Bulan di atas kota kecilku
Yang ditinggalkan zaman
Orang asing
Orang asing
Seseorang yang asing

Kutatap diriku sendiri di muka cermin.

Berdiri di dalam cermin
Tak kupercaya aku pada pandanganku
Begitu banyak cinta telah diambil dariku

Kulihat sekeliling, ramai orang di kantor pos, tapi aku merasa sendiri.

Aku kesepian
Aku kesepian di keramaian
Mengeluarkanmu dari ingatan
Bak menceraikan angin dari awan

Lalu, aku merasa takut.

Takut
Takut
Aku sangat takut
Kehilangan sesorang yang tak pernah kumiliki

Dan aku lelah, lelah karena cemburu.

Gila, gila rasanya
Gila karena  cemburu buta

Dan aku merana, merana karena ditinggalkan.

Yang tersisa hanya kenangan
Saat kau meninggalkanku sendirian
Di bawah rembulan yang menyinari kota kecilku yang ditingalkan zaman

Akhirnya aku meratap, meratap karena cinta yang hilang.

Sejauh yang dapat kukenang
Cinta tak pernah lagi datang

Bulan di atas kota kecilku yang ditinggalkan zaman
Bulan di atas kota kecilku yang ditinggalkan zaman



Sumber : Buku Padang Bulan karya Andrea Hirata

Dibagikan oleh : Siti Nurhaliza